Sabtu, 21 Mei 2011

Sedikit Bertutur

Kaki ku terhenti saat melewati kamar itu
Saat mataku tertuju pada bongkahan buku-buku lama yang berjajar di kasur tua
Buku ku
Buku yang menyimpan banyak cerita
Buku selalu aku tuturkan banyak kisah dalam hidup
Buku yang telah lama ku cari
Aku telah menemukannya
Bukan tuk membuka luka lama
Namun ingin ku menemukan makna dari kisah lalu
Hanya ingin mengenang sedikit sakitnya, sengangnya
Bahagianya, sendunya kisah masa-masa SMA duli
Aku ku mencoba membuka lembar demi lembar buku itu
aku membaca tulisan-tulisan lama ku
Tulisan yang kian usang termakan waktu
Ingin rasa tertawa setiap membaca kata-kata itu
Wahhh 4 tahun silam
Gilaaaa, kalau dipikir stresZ juga aku yahhh
Mungkin karena terlalu lugunya aku saat itu
Yang belum tau apa-apa
Kata-kata so romantis dan memuji yang setiap hari dikirimnya untukku
Tak akan lagi ada artinya
Semua memang telah banyak berubah
Meski dulu aku sempat jatuh terlalu dalam
Galian yang aku gali sendiri dan aku kubur selama 2tahun
Akan selamanya terkubur
Tak kan ku coba tuk menggalinya lagi
Karena ku tak ingin terjatuh lagi




sedikit motivasi diri

lagi asyik-asyik nyari referensi buat proposal penelitian..
eEh malah nemu catatan kecil in dari "http://www.resensi.net/kehendak-untuk-berubah-2/2007/01/"

neh isinya...

Ketika aku masih muda dan bebas berhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia, seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah.

Maka cita-cita itu pun agak kupersempit, lalu ku putuskan untuk hanya mengubah negriku namun tampaknya, hasrat itupun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluargaku, orang yang paling dekat denganku. tetapi celakanya, merekapun tidak mau diubah! dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba ku sadari:

“Andaikan yang pertama -tama kuubah adalah Diriku,

Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki Negriku

Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia!”

belajar aliran dalam linguistik


PRAGMATIK
pragmatics (n) - pragmatik - pragmatika
pragmatis (adj) : melihat sesuatu dari kegunaan
pragmatisme: aliran yang melihat sesuatu dari kegunaan
Dalam komunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk maksud “menyuruh” orang lain, penutur dapat mengungkapkannya dengan kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif. Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik dalam hal pragmatik mengkaji maksud ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan analisisnya berupa arti atau makna.
Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.
Berbagai tindak tutur (TT) yang terjadi di masyarakat, baik TT representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif, TT langsung dan tidak langsung, maupun TT harafiah dan tidak harafiah, atau kombinasi dari dua/lebih TT tersebut, merupakan bahan sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis. Misalnya, bagaimanakah TT yang dilakukan oleh orang Jawa apabila ingin menyatakan suatu maksud tertentu, seperti
ngongkon‘menyuruh’, nyilih‘meminj am’, njaluk‘memint a’, ngelem‘memuji’, janji‘berjanji’,
menging ‘melarang’, dan ngapura ‘memaafkan’. Pengkajian TT tersebut tentu menjadi semakin
menarik apabila peneliti mau mempertimbangkan prinsip kerja sama Grice dengan empat maksim: kuantitas, kualitas, hubungan, dan cara; serta skala pragmatik dan derajat kesopansantunan yang dikembangkan oleh Leech (1983).

jadi pada intinya aliran Pragmatik dalam linguistik adalah
Cukup banyak kiranya batasan atau definisi mengenai pragmatik. Levinson (1987: 1- 53), misalnya, membutuhkan 53 halaman hanya untuk menerangkan apakah pragmatik itu dan apa saja yang menjadi cakupannya. Di sini dikutipkan beberapa di antaranya yang dianggap cukup penting.
(1) Pragmatik adalah kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dengan penafsirnya, sedangkan semantik adalah kajian mengenai hubungan antara tanda (lambang) dengan objek yang diacu oleh tanda tersebut.
(2) Pragmatik adalah kajian mengenai penggunaan bahasa, sedangkan semantik adalah kajian
mengenai makna.
(3) Pragmatik adalah kajian bahasa dan perspektif fungsional, artinya kajian ini mencoba menjelaskan aspek-aspek struktur linguistik dengan mengacu ke pengaruh-pengaruh dan sebab- sebab nonlinguistik.
(4) Pragmatik adalah kajian mengenai hubungan antara bahasa dengan konteks yang menjadi
dasar dari penjelasan tentang pemahaman bahasa.
(5) Pragmatik adalah kajian mengenai deiksis, implikatur, praanggapan, tindak tutur, dan
aspek-aspek struktur wacana.
(6) Pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi,
terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa cakupan kajian pragmatik sangat luas sehingga sering dianggap tumpang tindih dengan kajian wacana atau kajian sosiolinguistik. Yang jelas disepakati ialah bahwa satuan kajian pragmatik bukanlah kata atau kalimat, melainkan tindak tutur atau tindak ujaran